Saudaraku “ berwisata bencana “
Dikala musibah itu terjadi, banyak saudara kita yang tidak menghiruakan kesedihan saudara yang lain, banyak disana hanya sekedar “ berwisata bencana “ sebagaimana pada waktu gempa yogya yang lalu. Semua orang berduyun-duyun tuk menyaksikan kepedihan dan kesedihan itu. Terus apa yang diperbuat kecuali hanya melihat. Tegakah hanya dengan melihat saja. Tanpa harus berbuat. Buaat saudaraku yang hanya datang tuk “ berwisata bencana “ , sadarlah andaikata itu menimpa diri kita sendiri. Sedih bukan ? maka mari kita selalu bermahabbah kepada Allah. Tuk berbagi kesedihan itu dengan doa
Dikala musibah itu telah terjadi, beberapa hari, ku lihat dan ku dengar saudaraku bersimpuh dan bersujud dihadapan Nya seraya berkata
Telah tiba saat waktu kau tinggal kan kami
Karena takdir yang Maha Esa telah menetapkan
Sedih rasanya hati ini bila mengenangkan
Tulus ihlasmu, luhur budimu tiada pengganti
senyum tawamu juga katamu menghiburkan kami
Memori indah kita bersama terus hidup sebanding
kau anakku, kau istriku, kau teman sejati
Sudah ditakdirkan engkau pergi dulu
Disaat kau masih dipelukan
Tuhan lebih menyayangi dirimu
Ku Pasrah atas kehendak Yang Esa
Ya Allah tempatkanlah ditempat yang mulia
Tempat yang Dikau janjikan nikmat untuk hambaMu
Anakku, Istriku akan kuteruskan perjuangan ini
Walau ku tahu kau tiada disisiku
Perjuangan kita masih jauh dan beribu-ribu batu
Selagi jasat hidup diteruskan dan diijinkan olehNya
Sedih rasanya hati ini mengenangkan dikau
Bagai semalam kau bersama kami
Semoga amanah dan bahagia engkau disana
Setangkai doa juga Fatihah terus kukirimkan
Semoga kau disana kau bersama para sholihin
Kau Anakku, Istriku amanat Ilahi
Tiba tiba saat waktu kau tinggal kami
Karena takdir yang Maha Esa telah menetapkan
Sedih rasanya hati ini bila mengenangkan
Kau Anakku, kau Istriku, kau teman sejati
Saudaraku itu kini hidup seorang diri, Allah telah menggariskan padanya hidup seorang diri, anak-anak yang mungil dan lucu serta sholih telah dijemputNya dikala adzan subuh berkumandang lewat air bah di Situ Gintung, begitu juga dengan Istri pendamping hidupnya yang sholihah juga menghadapNya dikala saudaraku itu tidak disamping mereka. Tugas belajarlah yang menjadikan tidak bisa mendampingi orang yang dicintainya menghadapNya.
Buat saudaraku. Sabar Ya
Aku yakin, Allah akan memberikan tempat yang mulia disisiNya sebagaimana doa yang engkau panjatkan.
Aku yakin Allah punya rencana lain yang lebih baik, yang kita tidak tahu sampai bencana itu terjadi.
Ihklas ya Saudaraku……..
Tetes air mata tidak akan membantu anak dan istri dalam menghadapNya kecuali dengan keIkhlasan dan amal.
Sabar ya Saudaraku
Kesabaran akan membuat kita bisa menatap apa yang bisa kita berbuat.
Jangan terus berlarut dalam duka.
Semoga kesabaran dan keteguhan iman selalu ada padamu. Allahu Akbar ……….