SEMUA MILIK ALLAH

Orang yang sabar adalah orang yang jika terkena musibah maka dia memahami dan menghayati kalimah “innaa lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun” (sesungguhnya semua milik Allah dan sesungguhnya semua akan kembali kepada Allah) (QS. al-Baqarah 2:155-157).
Semuanya memang milik Allah. Allah adalah Maha Kaya (tidak membutuhkan sesuatu yang lain), sedangkan manusia adalah miskin (selalu membutuhkan sesuatu yang lain). Saat manusia lahir sebagai bayi, dia dalam keadaan telanjang bulat, tidak membawa apa-apa, dan belum tahu apa-apa. Saat manusia mati sebagai mayat, dia dalam keadaan kaku, tidak membawa apa-apa (kecuali amal dan kain putih), dan sudah tidah tahu apa-apa.
Segalanya memang milik Allah. Manusia hanya sekedar “dipinjami” atau “dititipi” oleh Allah. Apa saja yang diperoleh, dirasakan dan dipakai oleh manusia hanya sekedar “barang pinjaman” atau “barang titipan” milik Allah. Suatu saat barang itu akan diminta oleh yang pemiliknya.
Hai orang-orang kaya ! Hai para konglomerat ! Harta melimpah yang Engkau nikmati selama ini hanyalah “barang pinjaman” (“titipan”) milik Allah. Allah hanya sekedar meminjami sebagian kecil kekayaan-Nya kepadamu. Zakat dan shadaqah jarizah adalah kewajibanmu untuk mengentaskan kemiskinan.
Hai orang-orang yang berkuasa ! Hai para pejabat ! Kekuasaan dan jabatan yang selama ini Engkau genggam hanyalah sekedar “barang pinjaman” (“titipan”) milik Allah yang Maha Kuasa (al-Malik). Amanah dari Allah tersebut digunakan untuk mengatur, melindungi, dan mensejahterakan rakyat atau bawahan, bukan untuk memperkaya diri dan keluarga.
Hai orang-orang pandai ! Hai para ilmuwan ! Ilmu yang selama ini Engkau cari Engkau dalami, dan Engkau menfaatkan hanyalah sekedar “barang pinjaman” (“titipan”) milik Allah yang Maha ber-Ilmu (al-‘Alim). Kewajibanmu adalah mengamalkan ilmumu untuk kesejahteraan ummat manusia (rahmatan lil’aalamiin), bukan untuk melacurkannya.
Hai seluruh ummat manusia ! Nyawamu, anggota tubuhmu, dan semua kemampuanmu hanyalah sekedar “barang pinjaman” (“titipan”) milik Allah swt. yang semuanya pasti akan dikembalikan kepada-Nya. Kewajibanmu adalah mengabdikan diri (beribadah) kepada Allah semata (sebagai ‘abdullah) dan mengelola kehidupan dunia menurut petunjuk-Nya (sebagai khalifah), bukan untuk hidup menurut nafsumu.
Kesabaran dan usaha yang keras menjadi kunci untuk mengatasi krisis yang masih melanda dunia. Kesadaran yang mendalam bahwa “semua milik Allah dan semua akan kembali kepada Allah” akan membawa pada kehidupan yang tenang, damai, dan optimis. Kesadaran ini juga harus diikuti dengan usaha sungguh-sungguh untuk mengatasi problem yang dihadapi. Allah bersama orang-orang yang sabar (QS. al-Baqarah 2:153).

Wa’alaikumus-salaam Wr. Wb.
http://www.muhstarvision.blogspot.com/